Fungsi Dan Perbedaan Ukuran (Gram) Roller Motor Matic

Fungsi roller pada motor matic adalah untuk memberikan tekanan keluar pada variator hingga dimungkinkan variator dapat membuka dan memberikan sebuah perubahan lingkar diameter lebih besar terhadap belt drive sehingga motor dapat bergerak. Kinerja variator ini sangat ditentukan oleh Roller, baik itu bentuk maupun bahan roller, dan yang terpenting adalah berat dari roller.

Bentuk roller yang baik harus lah berbentuk bundar, bentuk bundar dan sempurna mempermudah pergerakan dari variator, bila bentuknya sudah tidak bundar, maka sudah waktunya Anda mengganti Roller motor matic Anda. Bahan yang dipergunakan biasanya terbuat dari bahan teflon karena sifatnya yang licin, keras, dan tahan panas.

Dikarenakan roller sangat berpengaruh terhadap perubahan variabel dari variator, tentu akan sangat berpengaruh terhadap performa motor matic. Aselerasi dan Top Speed sulit didapatkan secara bersamaan dalam sebuah motor matic tanpa meningkatkan kinerja dapur pacu. Dalam meng-”utak-atik” roller, Anda hanya akan dihadapkan pada pilihan: “Aselerasi” atau “Top Speed”.

Bila kita sering melakukan perjalanan di dalam kota, melewati kemacetan, kondisi yang “stop and go”, dan jarak yang tidak terlalu jauh, pilihan Anda sebaiknya adalah Aselerasi. Aselerasi akan lebih baik bila Roller memiliki berat lebih ringan. Misalnya, bila berat standard dari roller yang dipergunakan adalah 13 Gram, Anda akan mendapatkan sensasi aselerasi ini dengan menggunakan roller 12 Gram.

Namun bila Anda sering melakukan perjalanan antar kota dengan jarak yang cukup jauh atau bahkan touring dengan rekan – rekan Anda. Pilihan Top Speed lebih cocok dipergunakan. Sama dengan contoh kasus diatas, Top speed yang lebih baik akan Anda peroleh dengan mengganti Roller dengan yang lebih berat dari berat standard, misalnya 14 Gram.
Untuk prinsip kerja roller, semakin ringan rollernya maka dia akan semakin cepat bergerak mendorong movable drive face dan face comp pada drive pulley sehingga bisa menekan belt ke posisi terkecil. Efek yang terasa, akselerasi makin responsif. Namun supaya belt dapat tertekan hingga maksimal butuh roller yang beratnya sesuai juga. Artinya jika roller terlalu ringan maka tidak dapat menekan belt hingga maksimal. Efeknya tenaga tengah dan atas akan berkurang bahkan hilang.

Untuk berat roller, ada dua konsep umum yang biasa dilakukan jika mengaplikasikan roller konvensional (bentuk silinder), yaitu aplikasi roller dengan yang berat seragam dan kombinasi berat roller. Kombinasi roller dilakukan dengan memasang 3 roller dengan beban tertentu dan 3 roller dengan beban yang lebih berat atau lebih ringan, tergantung kebutuhannya. Roller yang lebih ringan akan bergerak terlebih dahulu menekan movable drive face dan menyebabkan Vario bergerak lebih responsif daripada semula. Pada titik putaran mesin selanjutnya roller yang lebih berat akan mulai bergerak dan bebannya membantu menekan belt lebih dalam lagi.

Ada satu rumus ideal untuk mengkombinasikan roller, yaitu bedanya maksimal 3 poin antara roller yang ringan dengan roller yang berat. Dalam konteks CVT Vario, untuk membantu mencari top speed, bisa dilakukan kombinasi 3 roller standard (13 gr) dengan 3 roller yang lebih berat (15 gr). Dengan rumus ideal ini, tenaga tengah akan dikorbankan namun tidak terlalu banyak. Semakin jauh beda bebannya maka semakin banyak tenaga tengah yang dikorbankan. Untuk penggunaan harian dengan track yang tentunya bakal ketemu tanjakan, bisa dicoba kombinasi 12 gr dan 14 gr.


Bagaimana halnya dengan Sliding Roller (SR) yang bentuknya tidak silinder? Prinsip kerja SR tidak untuk dikombinasikan atau dengan kata lain akan lebih optimal jika keenam SR memiliki beban yang sama beratnya. Pengaplikasian SR dapat membantu proses menekan movable drive face lebih cepat daripada roller konvensional. Hal ini karena SR memiliki bidang tekan yang lebih luas untuk menekan face comp sampai movable drive face ikut bergerak. Sedangkan roller konvensional memiliki bidang yang lebih kecil untuk menekan face comp dalam proses pergerakannya. Ibaratnya, akan lebih mudah untuk mendorong pintu rolling door dengan menggunakan telapak tangan daripada dengan menggunakan jari telunjuk saja. Oleh karena itu, secara hukum fisika, SR membutuhkan tenaga yang lebih sedikit untuk mencapai daya dorong yang sama dengan roller konvensional. Untuk gambar perbandingan luas bidang tekan ini silakan lihat artikel sebelumnya mengenai SR di blog ini.

Intinya dalam Pemilihan Ukuran Roller itu menyesuaikan Kondisi jalanan masing-masing.
Semakin Kecil Ukuran Roller Maka Tarikan Semakin Enteng (Cocok Buat Jalanan Kota)
Senakin Besar Ukuran Roller Maka Tarikan Semakin Berat (Cocok Buat Jalanan Kampung seperti di Lokasi Saya hehe)

Sumber : Berbagai Grup Facebook