Makalah Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) SMA/K (Komplit)


BAB I
BOLA BESAR
A. Sepak bola
Pengertian  sepak bola
Adalah suatu permainan yang dilakukan dengan cara menyepak bola, yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukan bola dari regu lawan dengan aturan-aturan tertentu (bola, lapangan, pemain, kostum, peraturan permainan, waktu). Dalam memainkan bola pemain diperbolehkan menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan dan lengan. Hanya penjaga gawang diperbolehkan memainkan bola dengan kaki dan tangan.
Kilas singkat sejarah permainan sepakbola
Dari peninggalan sejarah, kita mengenal beberapa sebutan sepak bola. Pada jaman Cina kuno (dinasti Han), sepakbola dikenal dengan “tanchu”. Di Italia zaman Romawi dikenal dengan “haspartun”, di Perancis yang selanjutnya menyebar ke Normandia dan Britania (Inggris), dikenal dengan “choule”. Di Yunani kuno dikenal “epishyros” dan di Jepang  dikenal dengan istilah “kemari”.
Pada tanggal 26 Oktober 1863 didirikan sebuah badan yang disebut “ English Football Assosiation”. Kemudian tanggal 26 Desember 1863 lahirlah peraturan permainan sepakbola modern yang disusun oleh badan tersebut yang dalam perkembangannya mengalami perubahan. Atas inisiatif Guerin (Perancis) pada tanggal 21 Mei 1904 berdirilah  federasi sepakbola internasional dengan nama “ Federation International de Football Association” (FIFA). Atas inisiatif Julies Rimet tahun 1930 diselenggarakan kejuaraan dunia sepakbola pertama di Montevidio, Uruguay. Karena jasanya, maka mulai 1946 piala dunia tersebut bernama “Julies Rimet Cup”. Kejuaraan tersebut diadakan 4 tahun sekali dan mulai tahun 1970 piala tersebut menjadi milik Brasil, sebab negara ini telah memenangkan piala ini sebanyak 3 kali berturut-turut.
Di Indonesia, tanggal 19 April 1930 dibentuk Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta dengan dukungan bond-bond / perkumpulan sepakbola diberbagai daerah di tanah air. Pengurus PSSI pertama kali diketuai Ir. Suratin Sosrosugondo. Untuk mengenang jasa-jasanya dalam membina dan mempertahankan berdirinya PSSI, maka mulai tahun 1966 diadakan kejuaraan sepakbola tingkat taruna remaja dengan nama ‘ Piala Suratin / Suratin Cup”
Teknik-teknik dasar sepak bola
Teknik ini bermacam-macam. Keahlian ini sangat diperlukan dalam pertandingan yang berkualitas. Teknik sepakbola dapat dibedakan sebagai berikut ;
Teknik tanpa bola / teknik badan
Yaitu cara pemain menguasai gerak tubuhnya dalam permainan yang menyangkut cara berlari, cara melompat, dan cara gerak tipu badan.
1.Teknik dengan bola
1)    Teknik menendang bola
2)    Teknik menahan bola
Misal : bola menyusur tanah / ground ball, bola memantul / bouncing ball dan bola tinggi dengan berbagai teknik dan variasinya menggunakan anggota badan selain tangan dan lengan.
3)    Menggiring bola / dribbling
Umumnya hal ini dilakukan dengan 3 cara : menggiring bola dengan kaki bagian dalam, kaki bagian luar, dan dengan menggunakan punggung kaki.
4)    Teknik gerak tipu dengan bola
Yaitu gerak tipu badan (gerak tipu tanpa bola) namun menggunakan bola. Gerak tipu ini bertujuan untuk “menipu” sehingga dapat melampaui lawan. Pada umumnya gerak tipu dilakukan dengan gerakan kaki, ayunan badan atau berhenti dengan tiba-tiba.
5)    Teknik menyundul bola
Perkenaan bola pada dahi bukan ubun-ubun yaitu   diatas mata.
6)    Teknik merampas bola (tackling)
Ada tiga macam : berhadapan (tanpa menjatuhkan diri), meluncur (sliding tackle) dengan kaki bagian dalam, dan meluncur (sliding tackle) dengan kaki bagian luar.
7)    Teknik melempar bola (trhow-in)
Dilakukan bila bola keluar melalui garis samping lapangan permainan. Tidak boleh membuat gol dari lemparan dalam. Saat lemparan ke dalam tidak ada offside. Cara lemparan ke dalam :
a)    Bola dipegang dengan seluruh jari dan telapak tangan pada kedua sisi atau belakang bola.
b)    Lemparan dilakukan dari luar garis tepi lapangan permainan
c)    Saat melempar, kedua kaki harus tetap berpijak di tanah
d)    Bola harus dilempar kearah lapangan permainan dengan kedua tangan, melalui atas belakang kepala dan lemparan  sesuai dengan arah pandangan.
8)    Teknik penjaga gawang
Teknik yang harus dikuasai antara lain : menangkap bola yang bergulir ke tanah, menangkap bola setinggi perut, menangkap bola setinggi dada, dan men-tip (menepis bola  melayang di udara)  bola tinggi melalui  atas gawang.

B. Bola Voli
Pengertian   bola voli
Adalah suatu permainan yang dilakukan dengan cara mem-voli bola / memantulkan bola sebelum bola menyentuh tanah, yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola ke daerah lawan dan mendapatkan poin / angka   dengan aturan-aturan tertentu (bola, lapangan, pemain, kostum, peraturan permainan, set / babak). Dalam memainkan bola pemain diperbolehkan menggunakan seluruh anggota badan.
Kilas singkat sejarah permainan bolavoli
Permainan ini diciptakan oleh William G. Morgan tahun 1895. dia adalah seorang pembina Pendidikan Jasmani di Young Man Cristian Association / YMCA di Massachusetts Amerika Serikat. Mula-mula permainan ini disebut “Mintonette”. Tujuan semula adalah untuk mengembangkan kesegaran umum para buruh dan bersenam umum.
Kemudian diubah namanya menjadi volleyball  yang artinya kurang lebih memvoli bola berganti-ganti. Tahun 1948 berdiri IVBF (International Volley Ball Federation) dengan anggota 15 negara dan berpusat di Paris. Permainan ini menyebar keseluruh dunia semasa perang dunia II. Di Indonesia permainan ini dikenal sejak tahun 1928 yang dibawa oleh Belanda. Sejak itu permainan ini tumbuh pesat. Tanggal 22 Januari 1945 berdiri PBVSI (Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia) di Jakarta bersamaan kejurnas yang pertama. Pertandingan ini resmi masuk PON II di Jakarta dan POM I di Yogyakarta.
Teknik dasar permainan bola voli
Teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara effisien dan efektif. Tujuan permainan bola voli adalah memperagakan teknik dan taktik memainkan bola di lapangan untuk meraih kemenangan dalam setiap pertandingan. Teknik dasar yang harus ditingkatkan ketrampilannya adalah passing bawah, pasing atas, service (bawah, atas, samping, jumping), smash dan , bendungan / blok. Sedangkan gerak dasar terdiri dari : gerak tanpa bola (maju, mundur, kesamping, meloncat) dan gerak dengan bola (service, passing, umpan / set-up, smash dan blok / bendungan).

C. Bola basket
Hakikat permainan bola basket
Bola basket adalah suatu permainan menggunakan bola besar yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri 5 orang pemain. Jenis permainan ini bertujuan untuk mencari nilai / angka sebanyak-banyaknya dengan cara memasukkan bola ke basket lawan dan mencegah lawan memasukkan bola ke keranjang kita untuk mendapatkan nilai dengan aturan-aturan tertentu (bola, lapangan, pemain, kostum, peraturan permainan, quarter / babak). Dalam memainkan bola pemain dapat mendorong bola, memukul bola dengan telapak tangan terbuka, melemparkan atau menggiring bola ke segala arah penjuru dalam lapangan.
Kilas singkat sejarah permainan bolabasket
Permainan bola basket yang kita kenal sekarang ini diciptakan oleh Dr. James A.Naismith tahun 1891 atas anjuran Dr. Luther Halsey Gulick. Mula-mula Naismith menggunakan keranjang sebagai sasarannya, sehingga dikenal dengan “basket ball”. Tahun 1924  bola basket didemonstrasikan pada Olimpiade Perancis. Atas prakarsa Dr. Elmer Beny seorang direktur sekolah olahraga di Jeneva, Swiss diasakan konferensi bola basket. Sehingga lahirlah Federation Internationale Basketball Amateur (FIBA). Tahun 1936 dipertandingkan di Olimpiade Jerman. Permainan ini masuk Indonesia dibawa perantau Cina semasa perang dunia II. Pada PON I tahun 1948 di Surakarta   bola   basket    sudah   dipertandingkan.  Tanggal  23  Oktober  1951 berdiri  PERBASI ( Persatuan Basketball Seluruh Indonesia). Dan tahun 1955 berubah menjadi Persatuan Bola basket Seluruh Indonesia.
Teknik peraturan bola basket
Permainan ini termasuk jenis permainan yang kompleks, artinya gerakannya terdiri dari gabungan unsur-unsur gerak yang terkoordinir rapi, sehingga bermain dengan baik. Untuk dapat memainkan bola dengan baik perlu melakukan teknik gerakan dengan baik.
Pada dasarnya, gerakan yang effisien adalah gerakan yang benar tanpa kehilangan tenaga yang sia-sia, demikian pula dalam bola basket. Teknik dasar dalam bola basket adalah :
☺     Teknik melempar dan menangkap bola : setinggi dada/chess pass, pantulan, lemparan diatas kepala, lemparan samping, lemparan lengkung, serta lemparan bawah.
☺     Teknik menggiring bola / dribling. Kegunaan menggiiring adalah untuk mencari peluang serangan, menerobos pertahanan lawan, dan memperlambat tempo permainan. Macam-macam menggiring : menggiring bola tinggi / untuk kecepatan, menggiring bola rendah untuk mengontrol / menguasai, menggiring campuran.
☺     Teknik menembak. Prinsip menembak sama dengan prinsip lemparan/passing. Jadi jika lemparan baik, menembaknya juga baik. Bentuk bentuk gerakan menembak dalam bola basket antara lain : tembakan satu tangan diatas kepala, tembakan lay-up, menangkap bola dilanjutkan menembak / lay-up, tembakan meloncat dengan dua tangan / jump shoot, dan tembakan lemparan lengkung / kaitan.
Teknik dasar bertumpu satu kaki / pivot
Gerakan pivot adalah gerakan berputar ke segala arah dengan bertumpu pada salah satu kaki (kaki poros) pada saat pemain tersebutmenguasai bola. Sedangkan kaki yang dipindahkan dapat melewati depan / samping / belakang. Guna pivot adalah untuk melindungi bola dari perebutan pemain lawan, untuk kemudian bola tersebut dioperkan kepada temannya untuk mengadakan tembakan / serangan.

BAB II
BOLA KECIL
A.        Bulutangkis
Pengertian Bulutangkis
Bulu tangkis adalah suatu permainan menggunakan bola kecil  yang dimainkan oleh dua orang / regu di dalam maupun luar lapangan, diatas lapangan yang dibatasi dengan garis. Jenis permainan ini bertujuan untuk mencari nilai / angka tertentu dengan cara memasukkan bola ke lapangan lawan dengan raket dan mengembalikan bola ke lapangan lawan   untuk mendapatkan nilai dengan aturan-aturan tertentu (raket, net, bola, lapangan, pemain, kostum, peraturan permainan, service,  game / babak). Alat yang digunakan untuk memukul bola disebut raket dan bolanya disebut”shutlecock”.
Sejarah singkat permainan bulutangkis
Permainan ini berasal dari India “Poona” . Lalu dibawa ke Inggris dan dikembangkan disana. Tahun 1873 permainan ini dimainkan di Istana Duke de Beaufort di Badminton Gloucerter Shire. Sehingga permainan ini disebut Badminton. Pada abad 18 permainan ini berkembang pesat di dunia. Sementara di Eropa yang paling menonjol berkembang di Inggris. Sehingga   Inggrislah yang menciptakan peraturan – peraturan ini. Tanggal 5 Juli  1934 terbentuk IBF (International badminton Federation). Kejuaraan dunia beregu pertama diadakan tahun 1948 / Piala Thomas. Sedangkan Piala Uber tahun 1956. Untuk beregu campuran diadakan tahun 1989 / piala Sudirman.
Di Indonesia PBSI terbentuk tanggal 5 Mei 1951. tahun 1953 masuk IBF.
Perlengkapan dan fasilitas
Raket dengan senarnya
Shuttlecock / bola
Lapangan
Teknik dasar
Untuk dapat bermain dengan baik yang harus dikuasai terlebih dahulu adalah teknik dasar yaitu :
Cara memegang raket
Cara ini bermacam-macam tergantung kebutuhan untuk teknik apa : smash, service, backhand, lob dll.
Gerakan pergelangan tangan
Dituntut pergelangan tangan yang kuat, lentuk untuk menghasilkan pukulan yang baik.
Langkah kaki / footwork
Kaki yang lincah, kuat, sangat diperlukan. Macam langkah : langkah berurutan, silang, lebar, loncat, kombinasi.
Posisi badan terhadap bola
Yang paling menentukan adalah langkah kaki untuk menyesuaikan dengan bola yang datangnya dari segala arah yang berbeda : atas, bawah, samping dll.
Waktu (timing) yang tepat
Yang sangat diperlukan dalam hal ini adalah kecepatan, ketepatan, footwork, koordinasi, kekuatan anggota tubuh. Terutama tangan dan kaki.
Teknik pukulan
1)    Pukulan service : service pendek, panjang, service drive, service cambuk
2)    Pukulan lob / clear yaitu pukulan bola dalam bulutangkis yang dilakukan dengan tujuan untuk menerbangkan shutlecock setinggi mungkin mengarah jauh ke belakang garis lapangan.
Ada dua macam lob : overhead lob dan underhand lob.
3)    Pukulan dropshot yaitu pukulan yang tepat melalui atas jaring dan jatuh sedekat mungkin dengan net sisi lapangan lawan.
Macamnya :
☺     Dropshot dari atas     : drop penuh, drop potong, drop dicambuk.
☺     Dropshot dari bawah
4)    Pukulan smash
Macam pukulan smash :
☺     Smash penuh
☺     Smash potong / silang
☺     Smash melingkar
☺     Smash flick / cambukan
☺     Smash backhand
5)    Pukulan drive / mendatar
Yaitu pukulan yang dilakukan dengan menerbangkan shutlecock secara mendatar, ketinggiannya menyusur diatas net dan penerbangannya sejajar dengan lantai. Biasanya dilakukan sedikit lebih tinggi diatas pinggang dan berada disamping badan.
Kegunaan dan arah dari pukulan drive :
☺     Drive panjang , yaitu pukulan drive yang  dihasilkan dengan mengarahkan shutlecock daerah belakang lapangan lawan dan gunanya untuk mendesak posisi lawan agar tertekan ke belakang.
☺     Drive setengah lapangan, yaitu pukulan yang dihasilkan dengan tujuan menjatuhkan shutlecock kearah tengah bagian samping dari lapangan lawan dan kegunaannya untuk menarik lawan agar tertarik ke samping tengah, sehingga posisi dapat tergoyahkan dan untuk diadakan tekanan lagi yang lebih kuat.
☺     Drive pendek, yaitu pukulan yang dilakukan dengan mengarahkan supaya shutlecock jatuh sedekat mungkin dengan net di daerah lawan.
6)    Pukulan / permainan net
Prinsip permainan net yaitu : bola harus diambil diatas / setinggi mungkin, lambungan bola harus serendah mungkin dengan net, jatuhnya bola harus serapat mungkin dengan net, bola harus diambil sewaktu masih diatas, karena bila diambil setelah bola dibawah akan memperlambat tempo permainan dan dapat memberikan kesempatan lawan lebih siap untuk maju.

B.     Tenis meja
Pengertian  tenis meja
`Tenis meja adalah suatu permainan menggunakan bola kecil  yang dimainkan oleh dua orang / regu di dalam maupun luar lapangan, diatas meja yang dibatasi dengan garis. Jenis permainan ini bertujuan untuk mencari nilai / angka tertentu dengan cara memasukkan bola ke meja lawan dengan raket yang dilapisi dengan karet dan mengembalikan bola ke lapangan lawan untuk mendapatkan nilai dengan aturan-aturan tertentu (raket, net, bola, meja, pemain, kostum, peraturan permainan, service,  game / babak). Permainan ini mempunyai keunikan antara lain :
a. Penggunaan lapisan bat / raket terdiri dari macam-macam karet yang menghasilkan pantulan yang beragam.
b. Cara memegang bat / raket yang bermacam-macam.
c. Seringkali dalam memukul bola lawan tidak melihat pukulannya. Karena bola dipukul dibawah meja.
d. Kadang kala pukulannya sama, tapi putaran bolanya berbeda.
Sejarah singkat permainan tenis meja
Tenis meja berasal dari Eropa (Inggris). ITTF (International Teble Tenis Federation) berdiri sejak 15 Januari 1926 atas prakarsa Dr. G. Lehman dari Jerman. Di Indonesia permainan ini dibawa Belanda. Organisasi tenis meja di Indonesia (PTMSI) berdiri tahun 1951.
Peraturan permainan tenis meja
Service yang benar
1).   Saat mulai, bola diam bebas di permukaan tangan dari tangan bebas, di belakang garis akhir, dan minimal sejajar permukaan meja.
2).   Bola dilambungkan keatas tanpa putaran kira-kira 15 cm, turun tanpa menyentuh sesuatu baru dipukul.
3).   Bola dipukul sehingga menyentuh meja permainannya, melewati net dan memantul / menyentuh net meja lawan dan baru dipukul oleh lawan. Pada permainan ganda bola harus memantul dengan silang pada awal service bagi server dan receiver secara berturutan.
4).   Mulai service hingga dipukul, bola harus diatas permukaan meja tanpa terhalang badan atau bagian lain / pasangannya.
Pengembalian yang benar
Seteleh diservice / dikembalikan harus dipukul melewati net dan menyentuh meja lawan, baik langsung maupun setelah menyentuh net.
Point / skor angka
1).   Pemain mendapatkan poin jika :
(a).  Lawan gagal melakukan service yang benar
(b).  Kawannya gagal mengembalikan bola dengan benar
(c).  Sebelum bola dipukul lawannya, bola menyentuh benda selain net, setelah ia  melakukan service / pengembalian bola dengan benar.
(d).  Seletalah bola dipukul lawannya, bola berada diluar permukaan meja tanpa  menyentuh mejanya.
2).   Bola yang dipukul  oleh lawannya terhalang atau tertahan
3).   Lawan memukul bola dua kali berturut-turut.
4).   Lawan memukul bola dengan sisi daun raket yang tidak tertutupi plastik
5).   Lawan / apa saja yang dipakainya menggerakkan meja
6).   Lawan / apa saja yang dipakainya menyentuh net
7).   Tangan bebas lawannya menyentuh permukaan meja
8).   Dalam ganda : lawan memukul bola selain dari urutannya
Teknik dasar permainan tenis meja.
Teknik memegang bet (grip) macamnya :
1).   Pegangan seperti jabat tangan
2).   Pegangan seperti memegang tangkai pena. Cara ini hanya menggunakan satu sisi.
Teknik sikap awal
1).   Square stance yaitu posisi badan menghadap penuh ke meja.
2).   Side stance  yaitu posisi badan menyamping meja.
Teknik gerakan kaki / footwork
Gerakan kaki untuk pemain tunggal dan ganda berbeda. Prinsipnya kaki harus lincah, luwes, menguasai medan untuk lari mengejar / mengembalikan bola ke segala arah dengan efektif dan efisien.
Teknik pukulan / stroke : push, drive, block, chop, service.
1).   Push
Adalah teknik memukul bola dengan mendorong dan sikap bet terbuka. Push digunakan untuk mengembalikan pukulan push dan chop.
2).   Drive
Yaitu pukulan yang dilakukan dengan gerakan bet dari bawah serong ke atas dan sikap bet tertutup.
3).   Block
Yaitu teknik memukul bola dengan gerakan menghentikan atau membendung bola dengan sikap bet tertutup.
4).   Chop
Adalah teknik memukul  bola dengan gerakan seperti menebang pohon dengan kapak atau disebut gerakan membacok.
5).   Service
Adalah teknik memukul bola untuk menyajikan bola pertama ke dalam permainan dengan cara memukul terlebih dahulu bola tersebut  memantul ke meja sendiri dan melewati net dan akhirnya memantul di meja lawan.

BAB III
HIV / AIDS
Pengertian AIDS
       AIDS atau Acquired Immune Deficiency Sindrome merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV. Dalam bahasa Indonesia dapat dialih katakan sebagai Sindrome Cacat Kekebalan Tubuh Dapatan. Acquired : Didapat, Bukan penyakit keturunan Immune : Sistem kekebalan tubuh Deficiency : Kekurangan Syndrome : Kumpulan gejala-gejala penyakit Kerusakan progresif pada sistem kekebalan tubuh menyebabkan ODHA ( orang dengan HIV /AIDS ) amat rentan dan mudah terjangkit bermacam-macam penyakit. Serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun lama-kelamaan akan menyebabkan pasien sakit parah bahkan meninggal. AIDS adalah sekumpulan gejala yang menunjukkan kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh yang diakibatkan oleh factor luar ( bukan dibawa sejak lahir ). AIDS diartikan sebagai bentuk paling erat dari keadaan sakit terus menerus yang berkaitan dengan infeksi Human Immunodefciency Virus ( HIV ). ( Suzane C. Smetzler dan Brenda G.Bare ). AIDS diartikan sebagai bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dari kelainan ringan dalam respon imun tanpa tanda dan gejala yang nyata hingga keadaan imunosupresi dan berkaitan dengan pelbagi infeksi yang dapat membawa kematian dan dengan kelainan malignitas yang jarang terjadi ( Center for Disease Control and Prevention )
1.    Etiologi
      AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa nama yaitu HTL II, LAV, RAV. Yang nama ilmiahnya disebut Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) yang berupa agen viral yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan oleh darah dan punya afinitas yang kuat terhadap limfosit T.

2.  Patofisiologi
      Sel T dan makrofag serta sel dendritik / langerhans ( sel imun ) adalah sel-sel yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) dan terkonsentrasi dikelenjar limfe, limpa dan sumsum tulang. Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) menginfeksi sel lewat pengikatan dengan protein perifer CD 4, dengan bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen grup 120. Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) menginfeksi sel lain dengan meningkatkan reproduksi dan banyaknya kematian sel T 4 yang juga dipengaruhi respon imun sel killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang terinfeksi.
Dengan menurunya jumlah sel T4, maka sistem imun seluler makin lemah secara progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan menurunnya fungsi sel T penolong. Seseorang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV ) dapat tetap tidak memperlihatkan gejala (asimptomatik) selama bertahun-tahun. Selama waktu ini, jumlah sel T4 dapat berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum infeksi mencapai sekitar 200-300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi. Sewaktu sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi ( herpes zoster dan jamur oportunistik ) muncul, Jumlah T4 kemudian menurun akibat timbulnya penyakit baru akan menyebabkan virus berproliferasi. Akhirnya terjadi infeksi yang parah. Seorang didiagnosis mengidap AIDS apabila jumlah sel T4 jatuh dibawah 200 sel per ml darah, atau apabila terjadi infeksi opurtunistik, kanker atau dimensia AIDS.

3.    Klasifikasi
      Sejak 1 januari 1993, orang-orang dengan keadaan yang merupakan indicator AIDS (kategori C) dan orang yang termasuk didalam kategori A3 atau B3 dianggap menderita AIDS.
a. Kategori Klinis A
Mencakup satu atau lebih keadaan ini pada dewasa / remaja dengan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang sudah dapat dipastikan tanpa keadaan dalam kategori klinis B dan C
1) Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang simptomatik.
2) Limpanodenopati generalisata yang persisten ( PGI : Persistent Generalized Limpanodenophaty )
3) Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV ) primer akut dengan sakit yang menyertai atau riwayat infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang akut.
b. Kategori Klinis B
Contoh-contoh keadaan dalam kategori klinis B mencakup :
1) Angiomatosis Baksilaris
2) Kandidiasis Orofaring / Vulvavaginal (peristen,frekuen / responnya jelek terhadap terapi)
3) Displasia Serviks ( sedang / berat karsinoma serviks in situ )
4) Gejala konstitusional seperti panas ( 38,5o C ) atau diare lebih dari 1 bulan.
5) Leukoplakial yang berambut
6) Herpes Zoster yang meliputi 2 kejadian yang berbeda / terjadi pada lebih dari satu dermaton saraf.
7) Idiopatik Trombositopenik Purpura
8) Penyakit inflamasi pelvis, khusus dengan abses Tubo Varii
c. Kategori Klinis C
Contoh keadaan dalam kategori pada dewasa dan remaja mencakup :
1) Kandidiasis bronkus,trakea / paru-paru, esophagus
2) Kanker serviks inpasif
3) Koksidiomikosis ekstrapulmoner / diseminata
4) Kriptokokosis ekstrapulmoner
5) Kriptosporidosis internal kronis
6) Cytomegalovirus ( bukan hati,lien, atau kelenjar limfe )
7) Refinitis Cytomegalovirus ( gangguan penglihatan )
8) Enselopathy berhubungan dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV)
9) Herpes simpleks (ulkus kronis,bronchitis,pneumonitis / esofagitis )
10) Histoplamosis diseminata / ekstrapulmoner
11) Isoproasis intestinal yang kronis
12) Sarkoma Kaposi
13) Limpoma Burkit , Imunoblastik, dan limfoma primer otak
14) Kompleks mycobacterium avium ( M.kansasi yang diseminata / ekstrapulmoner )
15) M.Tubercolusis pada tiap lokasi ( pulmoner / ekstrapulmoner )
16) Mycobacterium, spesies lain, diseminata / ekstrapulmoner
17) Pneumonia Pneumocystic Cranii
18) Pneumonia Rekuren
19) Leukoenselophaty multifokal progresiva
20) Septikemia salmonella yang rekuren
21) Toksoplamosis otak
22) Sindrom pelisutan akibat Human Immunodeficiency Virus ( HIV)

4.      Gejala Dan Tanda Pasien AIDS
secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit. Pada infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut yang lamanya 1 – 2 minggu pasien akan merasakan sakit seperti flu. Dan disaat fase supresi imun simptomatik (3 tahun) pasien akan mengalami demam, keringat dimalam hari, penurunan berat badan, diare, neuropati, keletihan ruam kulit, limpanodenopathy, pertambahan kognitif, dan lesi oral. Dan disaat fase infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi AIDS (bevariasi 1-5 tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS) akan terdapat gejala infeksi opurtunistik, yang paling umum adalah Pneumocystic Carinii (PCC), Pneumonia interstisial yang disebabkan suatu protozoa, infeksi lain termasuk meningitis, kandidiasis, cytomegalovirus, mikrobakterial, atipikal.
1. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) Acut gejala tidak khas dan mirip tanda dan gejala penyakit biasa seperti demam berkeringat, lesu mengantuk, nyeri sendi, sakit kepala, diare, sakit leher, radang kelenjar getah bening, dan bercak merah ditubuh.
2. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) tanpa gejala.
Diketahui oleh pemeriksa, kadar Human Immunodeficiency Virus (HIV) dalam darah akan diperoleh hasil positif.
3. Radang kelenjar getah bening menyeluruh dan menetap, dengan gejala pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh selama lebih dari 3 bulan.

5.  Komplikasi
a. Oral
Lesi Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan cacat.
b. Neurologik
• kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia, dan isolasi sosial.
• Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia, ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek : sakit kepala, malaise, demam, paralise total / parsial.
• Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler, hipotensi sistemik, dan maranik endokarditis.
• Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human Immunodeficienci Virus (HIV)
c. Gastrointestinal
• Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan, anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.
• Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma, sarcoma Kaposi, obat illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik, demam atritis.
• Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan diare.
d. Respirasi Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza, pneumococcus , dan strongyloides dengan efek nafas pendek ,batuk, nyeri, hipoksia, keletihan, gagal nafas.
e. Dermatologik Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri, gatal, rasa terbakar, infeksi skunder dan sepsis.
f. Sensorik
• Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
• Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan pendengaran dengan efek nyeri.

6.       Penatalaksanaan
Belum ada penyembuhan untuk AIDS, jadi perlu dilakukan pencegahan Human Immunodeficiency Virus (HIV) untuk mencegah terpajannya Human Immunodeficiency Virus (HIV), bisa dilakukan dengan :
 Melakukan abstinensi seks / melakukan hubungan kelamin denganØ pasangan yang tidak terinfeksi.
 Memeriksa adanya virus paling lambat 6 bulan setelah hubungan seksØ terakhir yang tidak terlindungi.
 Menggunakan pelindung jika berhubungan dengan orang yang tidakØ jelas status Human Immunodeficiency Virus (HIV) nya.
 Tidak bertukar jarum suntik,jarum tato, dan sebagainya.Ø
 Mencegah infeksi ke janin / bayi baru lahir.Ø
Diagnosis penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan melalui pemeriksaan serologic dengan metode ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) dan Western Born
Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka terapinya yaitu :
1. Pengendalian Infeksi Opurtunistik Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi opurtunistik, nasokomial, atau sepsis. Tidakan pengendalian infeksi yang aman untuk mencegah kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis harus dipertahankan bagi pasien dilingkungan perawatan kritis.
2. Terapi AZT (Azidotimidin) Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi antiviral Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan menghambat enzim pembalik traskriptase. AZT tersedia untuk pasien AIDS yang jumlah sel T4 nya <3> 500 mm3
3. Terapi Antiviral Baru Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas sistem imun dengan menghambat replikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obat ini adalah : – Didanosine – Ribavirin – Diedoxycytidine – Recombinant CD 4 dapat larut
4. Vaksin dan Rekonstruksi Virus Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon, maka perawat unit khusus perawatan kritis dapat menggunakan keahlian dibidang proses keperawatan dan penelitian untuk menunjang pemahaman dan keberhasilan terapi AIDS.
5. Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan-makanan sehat, hindari stress, gizi yang kurang, alcohol dan obat-obatan yang mengganggu fungsi imun.
6. Menghindari infeksi lain, karena infeksi itu dapat mengaktifkan sel T dan mempercepat replikasi Human Immunodeficiency Virus (HIV).
2.2 HIV / AIDS dalam Kehamilan dan Persalinan
Selama kehamilan, banyak perubahan sistemik yang terjadi pada tubuh ibu. Hal ini tentunya akan memperberat kerja organ – organ dalam tubuh. Apalagi apabila ibu tersebut mengidap HIV positif. Tentunya akan memperparah kondisi penyakit dan kehamilannya. Transmisi vertical virus  MTCT)àAIDS dari ibu kepada janinnya (mother to child transmission  telah banyak terbukti, akan tetapi belum jelas diketahui kapan transmisi perinatal tersebut terjadi. Penelitian di AS dan Eropa menunjukkan bahwa risiko transmisi perinatal pada ibu hamil adalah 20 - 40%. Transmisi dapat melalui plasenta, perlukaan dalam proses persalinan atau melalui ASI. Walaupun demikian WHO masih menganjurkan agar ibu dengan HIV (+) tetap menyusui bayinya mengingat manfaat ASI yang lebih besar dibandingkan dengan resiko penularannya. Jika seorang wanita tertular HIV, maka risiko menularkan ke bayi akan rendah jika kondisi tubuh di pertahankan sesehat mungkin. Faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko penularan adalah: merokok, narkoba, kekurangan vitamin A, kurang gizi, infeksi seperti STD, menyusui dll. Transmisi perinatal pada plasenta adalah sebagai berikut ;

1. Mekanisme transmisi virus perinatal
Invasi langsung pada trofoblas dan vili chorialis.
Masuknya limfosit maternal yang terinfeksi kedalam sirkulasi janin.
Infeksi oleh sel dengan reseptor CD4 dalam vili chorialis dan sel endothel villi.
2. Peran plasenta dalam proses transmisi virus
Pemeriksaan invitro menunjukkan bahwa HIV-1 dapat melakukan infeksi pada trofoblas manusia dan sel Hofbauer pada setiap usia kehamilan
Tidak jelas apakah infeksi HIV-1 pada plasenta dapat memfasilitasi infeksi HIV-1 pada janin atau justru dapat mencegah infeksi terhadap janin dengan melakukan tindakan isolasi terhadap virus.
Kecepatan penularan HIV dari ibu ke janin, tergantung sejumlah faktor :
1) Faktor yang meningkatkan penularan
a. Ibu menderita AIDS
b. CD4 rendah ( < 200 sel / mm3)
c. Adanya p24 antigenemia
d. Adanya chorioamnionitis histologis
e. Persalinan preterm
2) Faktor yang menurunkan penularan
a. Adanya antibodi terhadap protein HIV gp 120
b. Perawatan prenatal yang berkualitas
c. Pemberian ZDV ( zidovudine )
Berikut perawatan ibu hamil dengan HIV ;
Pada prinsipnya pemeriksaan HIV adalah merupakan bagian dari pemeriksaan antenatal yang bersifat sukarela. Konseling adalah bagian penting dari perawatan bagi penderita HIV.
Strategi perawatan bagi ibu hamil berbeda dengan strategi perawatan pada ibu tidak hamil.
Tujuan terapi :
• Menekan jumlah virus.
• Restorasi dan preservasi fungsi imunologis.
Pada pasien tak hamil, terapi ditawarkan bila CD4+ T cells , 350 sel/mm3 atau kadar HIV RNA plasma > 55.000 copi/mL. Pada wanita hamil, terapi harus lebih agresif oleh karena penurunan kadar RNA adalah penting bagi penurunan transmisi perinatal tanpa memperhitungkan CD4+ atau kadar HIV-RNA plasma.
Sampai saat ini belum ada pengobatan AIDS yang memuaskan. Pemberian AZT (Zidovudine) dapat memperlambat kematian dan menurunkan frekuensi serta beratnya infeksi oportunistik. Pengobatan infeksi HIV dan penyakit oportunistiknya dalam kehamilan merupakan masalah, karena banyak obat belum diketahui dampak buruknya dalam kehamilan. Zidovudine (juga di kenal dengan ZDV, AZT atau Retrovir®) merupakan obat pertama yang di lisensi untuk mengobati HIV. Saat ini penggunannya dikombinasikan dengan obat anti-virus lainnya dan sering dipergunakan untuk mencegah penularan ke bayi. ZDV harus diberikan sejak trimester II dan dilanjutkan terus selama kehamilan dan persalinan. Efek samping berupa mual, muntah dan sel darah merah dan putih yang menurun. Jika tidak diambil langkah – langkah pencegahan, risiko penularan HIV setelah kelahiran diperkirakan 10-20%. Kemungkinan penularan lebih besar lagi jika bayi terekspos darah atau cairan yang ada HIVnya. Penolong persalinan harus menghindarkan memecahkan ketuban, episiotomi, serta prosedur - prosedur lain yang mengekspos bayi dengan darah atau cairan darah ibu. Penurunan resiko penularan ketika kelahiran dengan seksio sesaria. Penularan kepada penolong persalinan dapat terjadi dengan rate 0-1% pertahun exposure. Oleh karena itu dianjurkan untuk melaksanakan upaya pencegahan terhadap penularan infeksi bagi petugas kamar bersalin sebagai berikut:
1. Gunakan pakaian, sarung tangan dan masker yang kedap air dalam menolong persalinan
2. Gunakan sarung tangan saat menolong bayi
3. Cucilah tangan setelah selesai menolong penderita AIDS
4. Gunakan pelindung mata (kacamata)
5. Peganglah plasenta dengan sarung tangan dan beri label sebagai barang infeksius
6. Jangan menggunakan penghisap lendir bayi melalui mulut
7. Bila dicurigai adanya kontaminasi, lakukan konseling dan periksa antibody terhadap HIV serta dapatkan AZT sebagai profilaksis
Perawatan pascapersalinan perlu diperhatikan yaitu kemungkinan penularan melalui pembalut wanita, lochea, luka episiotomi ataupun luka SC.
Suatu penelitian tahun 1994 oleh National Institutes of Health (AS) mendapatkan bahwa dengan pemberian ZDV pada bumil yang HIV-positif saat hamil dan pada bayinya (dalam 8-12 jam setelah lahir) akan menurunkan risiko penularan kebayi sebesar 66 persen. Bayi harus diberikan ZDV selama 6 minggu pertama kehidupannya. Delapan persen bayi masih akan terkena infeksi jika ibunya diobati dengan ZDV, dibandingkan 25 persen jika tidak diobati. Tidak ada gejala efek samping yang berarti pada bayi selain adanya anemia ringan yang akan segera membaik ketika pemberian obat dihentikan.

BAB IV
KEBUGARAN JASMANI

A.     Pengertian Kebugaean Jasmani
Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian ( adaptasi ) terhadap pembebasan fiisk yang diberikan kepadanya ( dari kerja yang dilakukan sehari-hari ) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Tidak menimbulkan kelelahan  yang berarti maksudnya ialah setelah seseorang melakukan suatu kegiatan / aktivitas, masih mempunyai cukup semangat dan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan lainnya yang mendadak. Latihan kondisi fisik ( physical conditioning ) memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kebugaran jasmani ( physical fitness ). Proses latihan kondisi fisik yang dilakukan secara cermat, berulang-ulang dengan kian hari meningkat beban latihannya, kemungkinan kebugaran jasmani seseorang semakin meningkat. Hal ini akan menyebabkan seorang kian terampil, kuat dan efisien dalam gerakannya.Para ahli olahraga berpendapat, bahwa seorang atlet yang mengikuti program latihan kondisi fisik secara intensif selama 6-8 minggu sebelum musim pertandingan, akan memiliki kekuatan, kelenturan, dan daya tahan yang lebih baik selama musim pertandingan.

2.2          Daya Tahan Jantung dan Paru –paru
Daya tahan Jantung Paru adalah kemampuan jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada waktu kerja dalam mengambil O2 secara maksimal (VO2 maks) dan menyalurkannya keseluruh tubuh terutama jaringan aktif sehingga dapat digunakan untuk proses metabolisme tubuh. Selain itu, dapat melakukan pekerjaan cukup yang berat dalam waktu lama secara terus menerus. Daya tahan Jantung dan Paru merupakan komponen kebugaran jasmani terpenting. Pengukuran : test lari 2,4 Km (12 menit), Bangku Harvard test, Ergocycles test.
Daya tahan Jantung-Paru adalah kesanggupan system jantung-paru dan pembuluh darah dalam mengambil oksigen dan menyalurkannya ke seluruh tubuh terutama jaringan yang aktif sehingga dapat di gunakan pada proses metabolism tubuh.
Daya tahan jantung-paru adalah kapasitas sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas sehari-hari dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Daya tahan jantung paru sangat penting untuk menunjang kerja otot dengan mengambil oksigen dan menyalurkannya ke seluruh jaringan otot yang sedang aktif sehingga dapat digunakan untuk proses metabolisme tubuh.
Banyak istilah yang mengartikan daya tahan paru-jantung. Semua ini tidak lepas dari cardiac (jantung), respiratory (pernafasan), dan vascular (pembuluh darah). Intinya adalah seseorang yang mempunyai 3 sistem tersebut secara baik mereka dikatakan bugar, contoh saat kita dapat bernafas dengan kualitas yang baik (respiratory), seletah bernafas jantung kita mampu mempompa dengan efektif dan efisien (cardiac), dan dilanjutkan dengan lancarnya peredaran darah yang membawa banyak hal pada darah kita (vascular). Jika semua sistem itu dapat berjalan dengan lancar maka hidup kita dikatakan bugar dan sehat. Dengan demikian, daya tahan paru-jantung ini diyakini sebagai bagian penting dari kebugaran jasmani.
Kita dapat melihat di sekolah-sekolah pada saat kelas pendidikan jasmani dan kesehatan, dimana jika ada tes kebugaran jasmani para guru penjas sering melakukannya dengan lari cooper test, bleep test, bahkan dengan harvard step test. Semua tes tersebut berlangsung lama setidaknya 5 menit pada harvard step test.
Jadi daya tahan paru-jantung adalah kemampuan jantung, paru-paru, dan sistem peredaran darah seseorang untuk menyuplai oksigen pada suatu aktivitas/latihan.
2.3       Latihan Kekuatan Otot
Kekuatan Otot adalah kontraksi maksimal yang dihasilkan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan otot pada Laki-laki + 25% lebih besar dari wanita (Testoteron merupakan anabolik steroid) diukur dengan dinamometer.
Kekuatan otot adalah tenaga, gaya atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Seseorang mungkin memiliki kekuatan pada bagian otot tertentu namun belum tentu memiliki pada bagian otot lainnya. Pada pengukuran kekuatan otot, yang diukur adalah kekuatan kontraksi volunter maksimal (maximal voluntary contraction-MVC), di mana kekuatan otot harus maksimal dan kontraksi tidak terjadi akibat rangsangan eksternal tetapi benar-benar secara suka rela (volunter atau voluntary).

2.4       Daya Tahan Otot
Merupakan kemampuan untuk kontraksi sub maksimal secaraberulang-ulang atau untuk berkontraksi terus menerus dalamsuatu waktu tertentu. Kekuatan dan daya tahan otot juga penting untuk dimiliki karena setiap hari disadari maupun tidak kita dapat bergerak atau beraktivitas dengan adanya kontraksi pada otot. Orang yang jarang menggunakan ototnya untuk bekerja/latihan akan membuat ototnya tidak dapat bekerja secara maksimal.
Kekuatan otot adalah kemampuan otot dalam menahan suatu tahanan. Contohnya seseorang mampu mengangkat dumbel seberat 10 kg, atau siswa mampu mengangkat kursinya setelah selesai belajar agar kelas bisa dibersihkan. Berbeda dengan daya tahan otot, kemampuan otot untuk melakukan suatu usaha dalam suatu waktu. Contohnya orang yang tadi mampu mengangkat dumbel 10 kg tetapi dia tidak dapat membawanya kembali ke rak dumbel berarti dia memiliki kekuatan otot tetapi tidak dalam daya tahannya, atau siswa yang tadi mampu mengangkat kursi agar kelasnya dia bersihkan tetapi kali ini dia membawanya kekelas sebelah karena kelas tersebut membutuhkan kursi tambahan, jika dia mampu melakukan itu dia berarti memiliki daya tahan otot yang baik.
Merupakan kemampuan untuk kontraksi sub maksimal secaraberulang-ulang atau untuk berkontraksi terus menerus dalamsuatu waktu tertentu.
Mengatasi kelelahan.
Pengukuran : Push up test, Sit up test.

2.5          Fleksibilitas atau Kelenturan
Adalah luas bidang gerak yang maksimal pada persendian, tanpa dipengaruhi oleh suatu paksaan atau tekanan.
Dipengaruhi oleh: Jenis sendi; Struktur tulang; Jaringan sekitar sendi, otot, tendon dan ligamen.
Wanita (terutama ibu hamil) lebih lentur dari laki-laki.
Anak-anak lebih besar dari orang dewasa.
Puncak kelenturan terjadi pada akhir masa pubertas.
Penting pada setiap gerak tubuh karena meningkatkan efisiensi kerja otot.
Dapat mengurangi cedera (orang yang kelenturannya tidak baik cenderung mudah mengalami cedera).
Pengukuran: Duduk tegak depan (Sit and reachTest) Flexometer.
o    Kelenturan/Fleksibilitas tubuh adalah luas bidang gerak yang maksimal pada persendian, tanpa dipengaruhi oleh suatu paksaan atau tekanan. Hal ini dipengaruhi oleh Jenis sendi, Struktur tulang dan Jaringan sekitar sendi, otot, tendon dan ligamen. Misalnya Wanita (terutama ibu hamil) lebih lentur dari laki-laki serta pada anak-anak yang lebih besar dari pada orang dewasa. Puncak kelenturan terjadi pada akhir masa pubertas.Kelenturan dapat terbentuk pada setiap gerak tubuh karena dapat meningkatkan efisiensi kerja otot dan mengurangi cedera (orang yang kelenturannya tidak baik cenderung mudah mengalami cedera). Pengukuran:Duduk tegak depan(Sit and reachTest)Flexometer.
o    Kelentukan (flexibility) adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerak melalui ruang gerak sendi atau ruang gerak tubuh secara maksimal. Kelentukan gerak tubuh pada persendian tersebut, sangat dipengaruhi oleh : elastisitas otot, tendon dan ligamen di sekitar sendi serta kualitas sendi itu sendiri. Terkait dengan kesehatan, maka kelentukan merupakan salah satu parameter atau tolok ukur kesembuhan akibat cedera dan penyakit-penyakit sistem muskuloskeletal.

2.6       Komposisi Tubuh
Umumnya, orang yang mempunyai daya tahan paru-jantung yang baik, juga mempunyai komposisi tubuh yang baik. Komposisi tubuh diartikan berat tubuh yang ideal atau persentase antara berat tubuh tanpa lemak dan dengan lemak atau Komposisi tubuh, yaitu persentase lemak dari berat badan total dan Indeks Massa Tubuh (IMT) atau indeks quetelet. Lemak cepat meningkat setelah berumur 30 tahun dan cenderung menurun setelah berumur 60 tahun. Komposisi tubuh ini berperan untuk memberi bentuk pada tubuh.
Komposisi tubuh (body composition) digambarkan dengan berat badan tanpa lemak dan berat lemak. Berat badan tanpa lemak terdiri dari massa otot, tulang dan organ-organ tubuh. Masing-masing unsur tersebut memiliki komposisi sebagai berikut :
- Massa otot                 : 40 – 50%
- Tulang                       : 16 – 18%
- Organ-organ tubuh     : 29 – 39%
Komposisi tubuh adalah persentase (%) lemak dari berat badan total dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Lemak cepat meningkat setelah berumur 30 tahun dan cenderung menurun setelah berumur 60 tahun. Selanjutnya memberi bentuk tubuh. Pengukuran : Skinfold callipers, IMT, IMT = (Berat Badan Dalam kg : Tinggi Badan Dalam M2).Obesitas dalam Kompoisisi tubuh pada anak-anak disebabkan oleh hipeplasi dan hipertropi sel adiposit serta input berlebihan. Sebaliknya Obesitas dalam Komposisi tubuh pada orang dewasa disebabkan oleh hiperplasi dan hipertropi sel adiposit serta output yang kurang.Berat lemak dinyatakan dalam persentasenya terhadap berat badan total. Secara umum dapat ditarik konklusi bahwa semakin kecil persentase lemak, maka akan semakin baik kinerja seseorang.

2.7       Faktor –faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani
Umur. Kebugaran jasmani anak-anak meningkat sampai mencapai maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi bila rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya.
Jenis Kelamin. Sampai pubertas biasanya kebugaran jasmani anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan, tapi setelah pubertas anak-anak laki-laki biasanya mempunayi nilai yang jauh lebih besar.
Genetik. Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh, obesitas, haemoglobin/sel darah dan serat otot.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pola Hidup Sehat
Pola hidup sehat sangatlah penting untuk kelangsungan hidup manusia terutama kesehatan, pola hidup sehat tergantung dari banyak faktor, pola hidup sehat berpengaruh banyak terhadap masalah kesehatan, langkah-langkahnya pun banyak terutama dari nutrisi, istirahat, aktifitas, olahraga dan lain-lain.
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari pola hidup sehat, mulai dari terhindarnya dari berbagai penyakit, sehat jasmani dan rohani, hemat biaya hidup, aktifitas menjadi lebih teratur.

B. Saran
Pola Hidup Sehat

Untuk bisa melakukan pola hidup sehat diperlukan keinginan yang serius dari dalam diri, karena banyaknya manfaat yang bisa diperolah dari pola hidup sehat, maka dari itu kita sebagai makhluk yang paling sempurna hendaknya menjaga kesehatan dengan melakukan pola hidup sehat.